Surabaya. Dinas Pengendalian Penduduk,
PemberdayaanPerempuan dan Perlindungan Anak Kota Surabaya (DP5A Surabaya) menggelar
Pembinaan Pendamping Bina Keluarga Balita (BKB) Kampung Keluarga Berencana (KB)
di gedung Siola Lt 4, Surabaya pada hari Selasa (11/3).
“Acara pembinaan pendamping BKB ini dilaksanakan
dengan tujuan agar kader atau pendamping BKB mampu memberikan informasi yang benar
dan bermanfaat bagi keluarga Balita di wilayah kampung KB masing-masing,
kegiatan ini diikuti oleh seluruh kampung KB di Surabaya, yaitu 32 Kampung KB
mengirim 30 peserta untuk mengikuti pembinaan yang dibagi menjadi 3 sesi,yaitu
hari senin,selasa,dan rabu. Semoga ilmu yang didapat dari kegiatan ini
bermanfaat bagi semuanya” ujar Bapak Anton Hariono (DP5A
Surabaya) saat sambutan pembukaan acara hari ini.
Diskusi Kelompok |
Ada 3 materi yang disampaikan oleh
narasumber, materi yang pertama tentang Percepatan
Pencegahan Stunting (anak kerdil), Kondisi gagal tumbuh pada anak berusia
dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang
terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak
berusia 23 bulan (24 bulan kurang sehari).
Anak stunting memiliki tingkat kecerdasan
tidak maksimal, rentan penyakit dan mempengaruhi produktivitas seseorang.Stunting
dapat dicegah dengan memperhatikan sasaran yang tepat.
Sasaran Prioritas:
1.
Ibu Hamil
2.
Ibu Menyusui dan anak usia
0-6 bulan
3.
Anak usia 7-23 bulan (24
bulan kurang sehari)
Sasaran Penting:
1.
Remaja Putri
2.
Wanita Usia Subur
3.
Anak usia 2-5 tahun
Semangat peserta |
Materi kedua Pengasuhan Positif Anak Usia Dini, banyak orang tua yang belum
mengetahui pentingnya bersikap dan bertutur kata secara positif terhadap anak
terlebih anak masih berusia dini,
Pengasuhan positif anak usia dini memiliki
manfaat yang sangat baik, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas
interaksi anak dengan orang tua
Mengoptimalkan tumbuh
kembang anak
3.
Mencegah perilaku-perilaku
menyimpang
4.
Mendeteksi kelainan tumbuh
kembang anak
Suasana Peserta Pelatihan |
Narasumber menyampaikan materi sangat
baik, dengan bahasa
yang lugas dan mudah dicerna oleh menyampai peserta, begitu juga peserta sangat
interaktif dalam menerima materi. Apalagi ketika seluruh
peserta diminta untuk memejamkan mata sejenak untuk mengingat kembali perlakuan
negatif apa yang pernah dilakukan oleh kita sebagai orang tua dan apa harapan
kita kedepannya terhadap anak. Salah satu peserta yang berkesempatan untuk menyampaikan
isi hatinya sesaat setelah memejamkan mata adalah pak Imron, ketua pelaksana
Kampung KB Jeruk Ceria Kecamatan Lakarsantri “Saya pernah marah, jengkel dan
tidak tau harus apa melihat anak yang terus-terusan menangis tanpa tahu apa yang dia minta, saya
ingat betul saat itu anak saya berusia 3 tahun, saya marah saya kesal tapi saya
ingat saya tidak akan menyakiti anak saya, sekarang anak saya sudah besar semoga
kelak menjadi anak yang bermanfaat buat orang lain, seperti Walikota “ Terang
beliau dengan mata memerah menahan air mata.
Peserta Pelatihan berpose |
Materi terakhir tentang Mendidik Anak di Era Digital yang
kebetulan menjadi tema diskusi kelompok 3 yakni Kampung KB Kecamatan
Lakarsantri, Sukomanunggal, dan Benowo.
Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa penggunaan
digital pada anak tidaklah selalu negatif seperti ketergantungan terhadap
gadget, susah bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar, susah konsentrasi
terhadap suatu hal lain selain gadgetnya, tapi ada hal positifnya juga yang
perlu kita ketahui sebagai orang tua untuk benar-benar memanfaatkan
perkembangan digital, misalnya ada banyak pembelajaran online di e-learning
ataupun literasi dan buku-buku yang diterbitkan online yang lebih dikenal
dengan sebutane-library.
Semua kemajuan teknologi dan informasi
selayaknya kita sikapi dengan terbuka, selalu mau belajar demi kemajuan bersama
di Kampung KB maupun dikehidupan berkeluarga dan dilingkungan sekitar.
Penulis Irawati Sekretaris
Pokja Kampung KB Jeruk Ceria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar